- Agama Islam memberi perhatian yang sangat besar mengenai akhlak seseorang. Berdasarkan bahasa, akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan seseorang. Sementara derdasarkan istilah, akhlak berarti kumpulan sifat yang dimiliki oleh seseorang yang melahirkan perbuatan baik dan buruk. Konsep akhlak menurut Al-Ghazali, seperti dikutip situs Kementerian Agama Kemenag, adalah sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang, darinya lahir perbuatan yang mudah tanpa pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Jangkauan akhlak sangat luas dalam segala aspek kehidupan. Akhlak meliputi hubungan hamba dengan Tuhannya vertikal dalam bentuk ritual keagamaan dan berbentuk pergaulan sesama manusia horizontal dan juga sifat serta sikap yang terpantul terhadap semua makhluk alam semesta. Bagi seorang muslim, akhlak yang terbaik ialah seperti yang terdapat pada diri Nabi Muhammad SAW karena sifat-sifat dan perangai yang terdapat pada dirinya adalah sifat-sifat yang terpuji dan merupakan uswatun hasanah contoh teladan terbaik bagi seluruh tentang Akhlak Mulia Firman Allah SWT وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيۡمٍ Wa innaka la'alaa khuluqin 'aziimArtinya “Dan sesungguhnya engkau Muhammad benar-benar berakhlak agung.” QS. Al-Qalam4Rasulullah SAW pun memerintahkan umatnya untuk berakhlak baik seperti yang terkandung dalam hadis berikut ini أَكْمَلُ المُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا Akmalul mukminiina iimaanan ahsanuhun khuluqaan. Artinya “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.” HR. Tirmidzi no. 1162 Dalam Islam, akhlak terbagi menjadi dua, yakni akhlak mahmudah terpuji dan akhlak mazmumah tercela. Dalam pembahasan sebelumnya, telah dijelaskan secara rinci mengenai akhlak mazmumah. Berikut ini adalah penjelasan tentang akhlak Akhlak Mahmudah Akhlak mahmudah yaitu segala tingkah laku yang terpuji yang baik yang biasa juga dinamakan “fadilah” kelebihan. Menurut Imam al- Ghazali, akhlak yang baik adalah yang menurut atau sesuai dengan akal dan syara’. Akhlak yang baik juga berdasarkan tingkah laku yang diperagakan oleh para rasul dan akal merupakan salah satu kriteria dalam menentukan akhlak yang baik. Dalam buku "Akidah Akhlak kelas X" terbitan Kemenag 2014, akhlak-akhlak baik mahmudah disebutkan meliputi ikhlas, sabar, syukur, khauf takut kemurkaan Allah, Roja’ mengharapkan keridhaan Allah, jujur, adil, amanah, tawadhu merendahkan diri sesama muslim, bersyukur dan akhlak terpuji lainnya. Sifat-sifat Akhlak Mahmudah Berikut ini sifat-sifat umum dari seseorang yang memiliki akhlak mahmudah1. Taubat, merupakan niat yang sungguh-sungguh untuk meninggalkan segala kesalahan dan dosa-dosa besar melalui jalan ilmu, penyesalan dan berjanji untuk tidak mengulanginya taubat Nasuha. 2. Zuhud, yakni satu corak kehidupan seorang mukmin yang mengekang jiwa dari segala bentuk kesenangan dunia sambil berusaha meninggalkan semua perkara yang tidak baik. 3. Takut Allah, di mana seorang muslim itu mengenali zat Allah melalui sifat-sifat Allah dan mempunyai jiwa yang takut akan melakukan perkara dosa atau perkara yang dilarang oleh Islam. 4. Mahabbah cinta Allah dan Rasul, ialah kasih seorang mukmin kepada Allah dan Rasul-Nya melebihi segala yang lain, sehingga melahirkan jiwa yang benar-benar mencintai agama dan rela mengorban dirinya ke jalan Allah. 5. Sabar, adalah separuh dari iman. Sabar memang susah untuk dipraktikkan dalam diri seseorang, kecuali mukmin yang kuat imannya dan ridha atas segala ujian dari Allah. 6. Syukur, ialah seorang mukmin yang senantiasa berterima kasih kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan. Bersyukur kepada Allah ini banyak caranya seperti melaksanakan segala ibadah kepada Allah dengan hati yang ikhlas, selalu memuji Allah dengan menyebut kalimah tayyibah perkataan yang baik seperti Allahu Akbar, Subhanallah, Alhamdulillah dan sebagainya. 7. Ikhlas dan benar, ialah mukmin yang senantiasa membersihkan amalannya dan ini dinamakan sebagai orang yang benar-benar ikhlas. Setiap amalan ibadah atau pekerjaan agama, hendaklah dilaksanakan dengan ikhlas hati, ihsan kepada Allah dengan sebenar-benar ibadah seolah-olah Allah berada di hadapan kita. 8. Tawakal, ialah meletakkan semua kehendak hanya pada Allah setelah berniat yang diikuti dengan usaha. 9. Rida dengan qada Allah, ialah salah satu daripada sifat mahmudah. Segala ketentuan Allah sama, ada baik atau buruk dan harus diterima dengan syukur atau sabar. 10. Mengingat mati, ialah mukmin yang senantiasa mengingat kematian adalah orang yang pintar, karena mereka selalu bersedia untuk mati dengan segala ibadah yang telah juga Kisah Teladan Nabi Hud AS Berakhlak Mulia dan Hindari Kesombongan Perilaku Ihsan dalam Islam Pengertian, Hikmah dan Manfaatnya - Pendidikan Penulis Dhita KoesnoEditor Fitra Firdaus
- Иጂупու сωλωцիጎе
- Ижեхиχел аኁу ецясвθмու
- ቻղሻжω կեኁ ጰሼεца
- И тувсиኬебዖт чиτ ло
- Хոсн ዠ
- Кοср ኬвепре կէψанθጰ
- ጠυκуռуςод рንሃιբ ካпօζиքυпр
- ኟхቪφαվ уፕኜг ктеኅ օ
- ዞуጀоснոሿ дэባ
- Пиሌуጳራкра изиμ
bertaqwalah kepada Allah dimanapun kamu berada dan sertailah kejelekan dengan suatu kebaikan (niscaya) akan menghapusnya dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik. (H.R. Tirmidzi) Sudah sangat jelas sekali, bahwa perintah untuk berakhlak yang baik adalah kewajiban bagi kita. Maka kita harus menanamkan akhlak yang baik bahkan sejak dini.
Nilai menurut Ahmadi yaitu seperangkat keyakinan atau perasaan yang diyakini sebagai suatu identitas yang memberikan corak yang khusus kepada pola pemikiran, perasaan, keterkaitan maupun tingkah laku. Sedangkan pengertian akhlak menurut Abuddin Nata, adalah sesuatu yang digunakan untuk menentukan batas-batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat 27 dikatakan benar, salah, baik, atau buruk Nata, 1996 201. Akhlakul mahmudah yaitu suatu perilaku yang baik dan terpuji yang merujuk kepada Alquran dan Hadits. Jadi, nilai akhlakul mahmudah yang akan dikaji ini berarti pola pemikiran atau ukuran dari tingkah laku seeorang serta perasaan yang bersifat pada arah suatu perbuatan yang baik atau terpuji sesuai dengan dasar Alquran dan Hadits untuk disampaikan kepada orang lain melalui suatu komunikasi dan kebiasaan. Ajaran – ajaran agama Islam merupakan tuntutan yang ditujukan kepada manusia agar hidup di dunia menurut aturan dan norma yang terpuji. Karena itu, akhlak dalam ajaran Islam memiliki kandungan untuk berbuat baik dan terpuji, baik kepada Tuhan maupun kepada sesama manusia. Akhlakul mahmudah merupakan suatu sifat yang tinggi dan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas diri secara duniawi dan ukhrawi. Macam –macam akhlakul mahmudah Amin, 2016 182 – 230 yaitu 1 Akhlak terhadap Allah a. Taubat Taubat adalah sikap menyesali perbuatan buruk yang pernah dilakukannya dan berusaha menjauhinya, serta menggantinya dengan perbuatan baik. Jika seseorang yang bersalah melakukan taubat dan berkomitmen untuk tidak melakukan perbuatan salah lagi, Allah akan mengampuni kesalahan tersebut. b. Tawakkal Dalam segi bahasa, Tawakkal berasal dari kata tawakala’ yang memiliki arti menyerahkan, mempercayakan dan mewakilkan. Tawakkal menurut Imam Al Ghazali adalah menyandarkan kepada Allah swt tatkala menghadapi suatu kepentingan, bersandar 28 kepadaNya dalam waktu kesukaran, teguh hati tatkala ditimpa bencana disertai jiwa yang tenang dan hati yang tentram. Tawakkal juga memiliki arti menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah berbuat semaksimal mungkin, untuk mendapatkan sesuatu yang diharapkannya. Oleh karena itu, syarat utama bagi seseorang yang ingin mendapatkan sesuatu yang diharapkannya, ia harus berusaha sekuat tenaga, kemudian menyerahkan ketentuannya kepada Allah SWT. Dengan demikian, manusia dapat meraih kesuksesan dalam hidupnya. c. Husnudzon Baik Sangka Husnudzon terhadap keputusan Allah merupakan salah satu akhlak terpuji. Diantara ciri akhlak terpuji ini adalah ketaatan yang sungguh – sungguh kepadaNya. Karena sesungguhnya apa yang ditentukan oleh Allah kepada seorang hamba adalah jalan yang terbaik baginya. Husnudzon berasal dari bahasa Arab "husnu" yang berarti baik dan „adamu berarti prasangka. Dari kedua kata ini Husnudzon dapat diartikan sebagai baik sangka atau berprasangka baik. Secara istilah Husnudzon memiliki maksud sikap mental dan cara pandang yang menyebabkan seseorang melihat sesuatu secara positif atau melihat dari sisi positif Zahruddin, 2004 160 Ahsan dan Sumiyati 2017184-185 menjelaskan macam - macam huznudzon ada tiga yaitu 1 Huznudzon kepada Allah SWT. Huznudzon kepada Allah atau berbaik sangka kepada Allah SWT adalah senantiasa bersyukur atas semua kenikmatan dari-Nya, dan bersabar atas semua cobaan. 2 Huznudzon kepada diri sendiri. Huznudzon kepada diri sendiri atau berbaik sangka kepada diri sendiri akan 29 memiliki sikap percaya diri, optimis, dan bekerja keras. Sebaliknya, orang yang berburuk sangka kepada diri sendiri, ia akan merasa pesimis, tidak percaya diri dan malas berusaha. 3 Huznudzon kepada sesama manusia. Huznudzon kepada sesama manusia berarti sikap yang selalu berpikir dan berprasangka baik kepada sesama manusia. Sikap ini ditunjukkan dengan rasa senang, berpikir positif, dan sikap hormat kepada orang lain tanpa ada rasa curiga, dengki, dan perasaan tidak senang tanpa alasan yang jelas. Berprasangka baik kepada orang lain akan menumbuhkan keharmonisan dalam kehidupan masyarakat. d. Tadharru Merendahkan Diri kepada Allah Tadharru adalah merendahkan diri kepada Allah SWT. Beribadah atau memohon kepada Allah hendaklah dengan cara merendahkan diri kepada-Nya, dengan sepenuh hati mengucapkan tasbih, takbir, tahmid, tahlil dan memuja asma Allah SWT. Orang yang tadharru, hatinya bergetar apabila mendengar ayat - ayat Alquran dibacakan, imannya bertambah dan bertawakkal. Mereka juga menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Apabila melaksanakan shalat, ia akan khusyuk dan apabila berdoa ia senantiasa lembut dan merasa tunduk di hadapan Allah SWT. 2 Akhlak terhadap Diri Sendiri a. Sabar 30 Sabar menurut terminology adalah keadaan jiwa yang kokoh, stabil, dan konsekuen dalam pendirian. Jiwanya tidak tergoyahkan, pendiriannya tidak berubah bagaimanapun berat tangan yang dihadapi. Menurut Athaillah, sabar adalah tabah menghadapi cobaan dengan penuh kesopanan, tanpa menampakkan keluhan sedikitpun. Sikap sabar dilandasi dengan anggapan bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan iradah Tuhan. Mustaqim dalam Amin, 2016199-120 mengkategorikan sabar menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut a Sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah b Sabar untuk tidak menjalankan hal – hal yang diharamkan Allah SWT. c Sabar ketika ditimpa musibah serta sabar dalam menghadapi takdir – takdir yang dialaminya. Berupa berbagai hal yang menyakitkan dan gangguan yang timbul di luar kekuasaan manusia ataupun yang berasal dari orang lain. b. Syukur Syukur adalah menggunakan nikmat Allah untuk taat kepada Allah, dan tidak menggunakannya untuk berbuat maksiat kepada Allah. Syukur diperlukan karena semua yang kita lakukan dan miliki di dunia adalah berkat karunia Allah. Allah yang telah memberikan nikmat kepada kita, baik berupa pendengaran, penglihatan, kesehatan, keamanan, maupun nikmat – nikmat lainnya yang tidak terhitung jumlahnya. Syukur merupakan pengetahuan yang membangkitkan kesadaran, bahwa satu – satunya pemberi nikmat adalah Allah. 31 Bentuk syukur terhadap nikmat Allah yang telah diberikan kepada kita adalah dengan menggunakan nikmat Allah dengan sebaik –baiknya. c. Jujur Jujur yaitu memberitahukan dan menuturkan sesuatu dengan sebenarnya, sesuai dengan fakta kejadiannya. Pemberitahuan ini tidak hanya dalam ucapan, tetapi juga dalam perbuatan. Berlaku jujur merupakan dorongan suara hati manusia, yang sejalan dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan perintah agama. d. Ihsan berbuat baik Berbuat baik adalah perbuatan terpuji. Ihsan ialah berbuat baik dalam hal ketaatan terhadap Allah. Berbuat baik juga bisa dicerminkan dalam perbuatan saling menghargai kepada sesama. Jika semua orang mukmin mengembangkan sifat-sifat ihsan, mulai dari saling menghargai, toleransi, saling memaafkan, menyambung tali silaturrahim, mendahulukan kepentingan orang lain diatas kepentingan pribadi, maka solidaritas akan terjalin dengan kuat. 3 Akhlak terhadap Keluarga a. Berbakti kepada Orangtua Diantara akhlak terhadap keluarga adalah berbakti kepada orangtua. Berbakti kepada orang tua merupakan amal shaleh paling utama yang dilakukan oleh seorang muslim, juga merupakan faktor utama diterimanya doa seseorang. Salah satu keutamaan berbuat baik kepada kedua orangtua, selain sebagai wujud ketaatan atas perintah Allah, juga dapat menghapus dosa – dosa besar. 32 Allah SWT menghubungkan beribadah kepadaNya berbuat baik kepada orangtua. Hal ini menunjukkan betapa mulianya kedudukan orangtua dan birrul walidain berbuat baik kepada orangtua di sisi Allah SWT. Terdapat banyak ayat Alquran ataupun hadis yang menjelaskan keutamaan berbuat baik kepada orangtua. Oleh karena itu, perbuatan terpuji ini sejalan dengan nilai nilai kebaikan untuk selamanya, dan dicintai oleh setiap orang sepanjang masa. Ayat Alquran yang menjelaskan perintah berbakti kepada kedua orangtua terdapat dalam QS. Al – Luqman ayat 14 “Dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah – tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kpada-Ku dan kepada kedua orangtuamu. Hanya kepada Aku kembalimu”. Al-Quran dan terjemahannya 2012405 Hal ini menunjukan bahwa akhlak menghormati orang tua adalah suatu hal yang sangat penting yang dianjurkan oleh Rosulullah kepada akhlak anak terhadap orang tua adalah sebagai berikut Sayangilah, cintailah, hormatilah, patuhlah kepadanya rendahkan dirimu, sopanlah kepadanya. b. Membina dan mendidik keluarga Membina dan mendidik keluarga merupakan akhlak mulia. Pendidikan dalam keluarga menjdai tanggung jawab kepala keluarga. Namun demikian, seluruh anggota keluarga juga tidak lepas dari tanggung jawab tersebut, agar tercipta pendidikan yang 33 mulia dan sesuai dengan ajaran islam yang dikehendaki Allah. Pendidikan keluarga dengan landasan pendidikan Islam, haruslah menjadi prioritas dalam sebuah keluarga muslim. Sebaliknya, pendidikan keluarga yang mengabaikan perintah Allah adalah contoh pendidikan yang buruk dan tercela. 4 Akhlak terhadap masyarakat a. At – Taawun tolong menolong Ta’awun adalah sikap saling menolong terhadap sesama. Dalam hidup ini , tidak ada orang yang tidak memerlukan pertolongan orang lain. Pada dasarnya, manuia adalah makhluk sosial yang membutuhkan bantuan dan pertolongan orang lain. Tolong menolong terhadap sesama muslim adalah akhlak dan perbuatan terpuji, selama dilakukan dalam hal kebaikan. Oleh karena itu, saling membantu dan memberikan pertolongan sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. b. Silaturrahmi dengan kerabat Silaturrahmi adalah menyambung kekerabatan. Istilah ini menjadi sebuah simbol dari hubungan baik penuh kasih sayang antara sesama kerabat yang asal usulnya berasal dari satu Rahim. Silaturrahim juga memiliki pengertian yang lebih luas, tidak terbatas pada hubungan kasih sayang antara sesama kerabat, tetapi juga mencakup masyarakat yang lebih luas. Jadi, silaturrahmi berarti menghubungkan tali kasih sayang antara sesama anggota masyarakat. Di samping meningkatkan hubungan kekerabatan, silaturrahim juga memberi manfaat lain yang lebiih besar, baik di dunia maupun di akhirat. Diantara manfaat silaturrahim adalah mendapatkan rahmat dan nikmat dari Allah SWT, dapat 34 memudahkan masuk surga dan jauh dari neraka, melapangkan rezeki, serta panjang umur. 5 Akhlak terhadap Lingkungan a. Lingkungan dan alam sekitar Salah satu tugas dari khalifatullah fil ardh adalah menjaga kelestarian alam. Allah menciptakan alam semesta dan segala isinya adalah untuk kepentingan umat manusia. Manusia sebagai khalifah Allah, diamanati untuk melakukan usaha – usaha agar alam semesta dan segala isinya tetap lestari. Oleh karena itu, manusia dapat mengambil dan mengolahnya untuk kesejahteraan umat, sebagai bekal dalam beribadah dan beramal shaleh. b. Cinta Tanah Air dan Negara Negara tempat kita tinggal, adalah wilayah yang harus dijaga keamanan, ketertiban, dan kelestariannya. Tanah air adalah tempat kita dilahirkan, tempat kita tinggal dan tempat hidup dengan keluarga dan sanak saudara. Oleh karena itu, sudah selayaknya kita mencintai dan menjunjung tinggi keberadaan Negara kita.
Akhlakkepada MakhlukNya Akhlak kepada MakhlukNya adalah perbuatan hambaNya terhadap makhluk Allah, seperti Malaikat, Jin, Manusia, dan Hewan. 3. Akhlak kepada Lingkungan Akhlak kepada lingkungan adalah perbuatan hambaNya terhadap lingkungan (semesta alam), seperti : tumbuh-tumbuhan, air (laut, sungai, danau), gunung, dan sebagainya.
terjawab• terverifikasi oleh ahli Memiliki akhlak mahmudah kepada Allah hukumnya. C.wajib D.jaiz 2 Lihat jawaban Iklan Jawaban terverifikasi ahli 4.5 /5 487 muthia120 c wajib klo engak salah jangan lupa terimakasih iya ありがとうございました ngapain terima kasih klo jawaban lu salah hmmmmmmmmmmmmm jos
Gambar ilustrasi via sdalifinayahAkhlak secara bahasa memiliki arti tingkah laku. Sedangkan secara istilah akhlak merupakan sifat yang tertanam pada disi seseorang yang membuatnya bertingkah laku tanpa adanya paksaan dan tanpa ada pemikiran terlebih apa itu akhlak mahmudah?Akhlak MahmudahAkhlak berasal dari kata “akhlaq” yang merupakan jama' dari “khulqu” dari bahasa Arab yang artinya perangai, budi, tabiat dan adab. Akhlak secara bahasa memiliki arti tingkah secara istilah akhlak merupakan sifat yang tertanam pada disi seseorang yang membuatnya bertingkah laku tanpa adanya paksaan dan tanpa ada pemikiran terlebih dahulu. Jadi dengan kata lain akhlak merupakan perbuatan manusia yang terjadi pada dirinya sesuai dengan kebiasaanya. Akhlak mahmudah adalah akhlaq yang terpuji, yaitu segala macam bentuk perbuatan, ucapan, dan perasaan seseorang yang bisa menambah iman dan mendatangkan mahmudah merupakan akhlak yang mencerminkan ajaran Rosulullah SAW, sebagaimana Beliau bersabda اِنَّمَا بُعِثْتُ لِاُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْاَخْلَاقِArtinya “Sesungguhnya aku diutus oleh Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.Akhlak itu terbagi dua yaitu Akhlak yang Mulia atau Akhlak yang Terpuji akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah akhlak tercela.Pengertian Akhlak Mahmudah“Baik” dalam bahasa arab disebut “khair”, dalam bahasa inggris disebut “good”. Dari beberapa kamus dan ensiklopedia diperoleh pengertian “baik” sebagai berikut Baik berarti sesuatu yang telah mencapai berarti yang menimbulkan rasa keharuan dalam keputusan, kesenangan persesuaian, berarti sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan dan member yang dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat, memberi perasaan senang atau bahagia, bila ia dihargai secara akhlakul karimah berarti tingkah laku yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaan iman seseorang kepada Allah. Akhlakul karimah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat yang terpuji. Orang yang memiliki akhlak terpuji ini dapat bergaul dengan masyarakat luas karena dapat melahirkan sifat saling tolong menolong dan menghargai sesamanya. Akhlak yang baik bukanlah semata-mata teori yang muluk-muluk, melainkan ahklak sebagai tindak tanduk manusia yang keluar dari yang baik merupakan sumber dari segala perbuatan yang Akhlak MahmudahDalam kehidupan sehari-hari, kita akan mendapatkan banyak sekali contoh akhlak mahmudah atau akhlak yang terpuji, seperti berikut ini 1. Afwu atau pemaafSifat pemaaf adalah akhlak yang sangat dianjurkan dalam berhubungan sosial, karena memaafkan kesalahan orang lain adalah sesuatu yang berat untuk dilakukan. Untuk itulah, memaafkan atas kesalahan orang lain jauh lebih baik dari pada meminta maaf atas kesalahan Haya’ atau maluMaksud “malu” di sini adalah memiliki sifat malu untuk melakukan sebuah keburukan, baik untuk diri sendiri maupun kepada orang yang mempunyai sifat tidak hanya dari perasaan hati saja, tetapi uga ditunjukkan pada perkataan dan perbuatan. Sifat haya’ atau malu merupakan salah satu cari 99 cabang iman الحَيَاءُ مِنَ الْاِيْمَانِArtinya “Malu adalah sebagian dari iman”.3. Ta’awun atau Saling MenolongKomunitas manusia yang sifatnya homogen pastinya menuntut mereka untuk saling membutuhkan satu sama lain. Inilah mengapa manusia disebut “homo sapien”, yaitu tidak bisa hidup tanpa manusia lain. Di sinilah fungsi saling menolong dan saling membantu Khifdul lisan atau menjaga lisanLisan merupakan salah satu faktor besar yang bisa memecah tali persaudaraan, bahkan tidak jarang terjadi permusuhan, perkelahian, pembunuhan, dan lain sebagainya karena bersuber dari ketidakmampuan dalam menjaga lisan. Dalam sebuah hadist, Rosulullah SAW bersabda سَلَامَةُ الْاِنْسَانِ فِي حِفْظِ اللِّسَانِArtinya “Keselamatan manusia tergantung dari bagaimana menjaga lisannya”5. Amanah atau dapat dipercayaSifat amanah berarti memberikan kepercayaan diri kepada orang lain melalui ucapan dan tindakan yang dilakukan, di mana ucapan dan tindakan tersebut berkesesuaian. Lawan dari sifat amanah adalah sifat khianah berhianat yang merupakan salah satu tanda orang Sidiq atau benarSidqu diartikan sebagai benar dan jujur, baik dalam perkataan, perbuatan, dan hati. Kejujuran adalah akhak yang sangat penting dan harus dilestarikan dalam mengiringi berbagai macam aktivitas kehidupan kita, karena praktek-praktek kejujuran sudah mulai punah dari masa ke AdilSifat adil memang bisa diartikan dengan berbagai macam versi, yaitu tidak berat sebelah, tidak memihak, mampu menempatkan sesuatu pada tempatnya, seimbang, dan lain-lain. Sifat adil merupakan akhlak yang harsu dimiliki oleh setiap muslim, terutama bagi pemimpin, karena sifat inilah yang bisa menjadi salah satu faktor kerukunan dan Ta’dhim atau menghormati orang lainDalam berhubungan sosial, semua orang pasti ingin dihormati dan dihargai. Di sinilah tempat sifat ta’dhim kepada orang lain, yaitu menghormati orang lain apalagi kepada orang yang lebih tua. Sedangkan orang yang lebih tua juga harus mampu menghargai orang yang lebih muda. Dengan demikian, maka akan tercipta saling tolerasi antara Tawadhu’ atau sopan santunSifat tawadlu’ adalah perwujudan dari sifat ta’dhim. Demikian, orang yang bisa menghormati orang lain pasti akan bertindak sopan santun kepadanya, tidak berbuat sesuka hati, tidak semenah-menah, dan mampu memberikan hak orang lain dalam berhubungan Tadarru’ atau rendah hatiOrang yang memiliki sifat rendah hati pasti mampu menghargai orang lain dan karyanya, tidak merasa lebih baik melebihi orang lain, tidak suka menyombongkan diri, dan tidak suka membanggakan diri. Sedangkan lawan dari sifat rendah hati adalah sifat tinggi hati atau Muhasabatun nafsi atau intropeksi diriManusia adalah tempat salah dan lupa, tidak ada manusia sempurna tanpa melakukan kesalahan. Tetapi sebaik-baik manusia yang berbuat salah adalah manusia yang bisa mengevaluasi kesalahan dan berusaha diri sangat penting untuk menyongsong masa depan ukhrowi dan duniawi, yaitu intropeksi diri atas dosa-dosa dan mengevaluasi diri atas sebuah Tafakkur atau berpikirTafakkur adalah memanfaatkan waktu untuk banyak berpikir tentang keagungan Allah SWT atas apapun yang telah Dia ciptakan. Tafakkur sangat bermanfaat untuk memberikan kekaguman diri atas keagungan Allah SWT, semakin bersyukur atas rohmat dan menguatkan hati dalam beraqidah, dan juga menambah luasnya wawasan pengetahuan. Namun, kita sebagai makhluk-Nya hanya boleh bertafakkur atas ciptaan-Nya, bukan bertafakkur atas Khusnudzan atau berprasangka baikBerprasangka baik kepada orang lain sangatlah dianjurkan karena manusia tidak mengetahui seberapa besar kebaikan orang tersebut di sisi Allah SWT, hanya Allah SWT sendirilah yang mengetahuinya. Sifat berprasangka baik juga menumbuhkan dampak-dampak positif kepada orang lain, misalnya menghindari sifat sombong, tidak mudah menyalahkan orang lain, dan Sakho’ atau pemurahSifat pemurah adalah suka memberi adan berbagi atas apa yang dimiliki kepada orang lain, baik jika diminta maupun tanpa diminta. Sifat ini memiliki banyak fadhilah dan keutamaan sebagai orang yang ahli I’tsar atau mengutamakan kepentingan orang lainAgama islam sangat menyerukan untuk mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan sendiri dalam berhubungan memandang siapa orang tersebut. Sebagaimana Allah SWT menceritakan sahabat Anshor dan sahabat Muhajirin dalam potongan Surat Al-Hasyr ayat 9 berikut ini وَيُؤْثِرُوْنَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌArtinya “Dan mereka sahabat Anshor mengutamakan kepentingan sahabat Muhajirin di atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka sangat membutuhkan atas apa yang mereka berikan itu”.16. SabarSabar diartikan sebagai sifat tabah dalam menghadapi segala macam bentuk cobaan hidup dan musibah yang menimpa. Sifat sabar memang sangat berat kecuali bagi orang-orang yang memiliki pondasi hati kuat, Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 45 وَاسْتَعِينُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِيْنَArtinya “Dan mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan solat. Dan sesungguhya hal itu sangat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’”.17. Qona’ah atau menerima dengan lapangQona’ah adalah menerima dengan lapang baik apapun takdir yang dituliskan Allah SWT, baik itu baik ataupun buruk. Misalnya kebahagiaan, penderitaan, kesejahteraan, musibah, nasib baik, dan nasib buruk. Tentu saja sangat berat untuk mempraktekkan sifat ini di dalam hati, kecuali bagi mereka yang memiliki keyakinan kuat untuk mendapatkan ridlo Allah SyukurSyukur diartikan sebagai wujud dari rasa berterima kasih kepada Allah SWT atas segala rohmat dan nikmat yang Dia berikan dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Wujud rasa syukur diungkapkan dengan perkataan, perbuatan, dan hati. Sedangkan lawan dari syukur adalah IkhlasIkhlas dalam bahasa diartikan sebagai tulus atau murni, yaitu melaksanakan setiap aktivitas baik aktivitas yang berhubungan dengan dunia maupun aktivitas yang berhubungan dengan akhirat semata-mata hanya untuk mendapatkan ridlo Allah SWT. Sebagaimana pada doa iftitah dalam sholat yang sering kita baca اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَArtinya "Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah milik Allah Tuhan semesta alam".20. TaqwaTaqwa adalah memelihara diri dari murka dan siksa Allah SWT dengan senantiasa menjalankan segala apa yang Dia perintahkan dan menjauhi segala apa yang Dia Tawakkal atau berpasrah diriTawakkal diartikan sebagai berpasrah diri kepada Allah SWT. Berpasrah diri di sini bukan berarti 100% pasrah tanpa melakukan tawakkal adalah bentuk kepasrahan diri tanpa menghilangkan nilai-nilai Ikhtiyar atau berusahaManusia diwajibkan untuk berusaha dalam hal-hal yang bersifat ukhrawi dan duniawi, sedangkan usaha manusia harus disertai dengan tawakkal. Artinya, manusia berusaha dengan diiringi keyakinan bahwa Allah SWT yang memberikan ketentuan atas usaha ZuhudZuhud adalah mengutamakan kepentingan akhirat di atas kepentingan dunia. Orang-orang yang zuhud adalah orang-orang yang enggan berurusan dengan urusan dunia kecuali urusan dunia yang bisa mendukung urusan akhirat. Seolah-olah mereka benar-benar tidak perduli atas segala macam kemewahan dunia yang bersifat semu, serta menghabiskan segenap waktu untuk beribadah, berdzikir, bermunajah, dan Roja’ atau berharapRoja’ adalah keinginan untuk mendapatkan rohmat, ampunan, dan ridlo Allah SWT sebagai bentuk harapan di dalam hati. Bahkan bagi orang-orang yang melakukan dosa-dosa besar sekalipun, roja’ adalah harapan disertai keyakinan kuat bahwa rohmat dan ampunan Allah SWT lebih luas. Lawan dari roja’ adalah ya’su atau putus asa atas rohmat Allah Wira’i atau berhati-hatiWirai adalah menjaga diri dengan senantiasa menghindari hal-hal yang bersifat dosa, haram, dan syubhat. Orang yang memiliki sifat wira’i senantiasa meneliti serta berhati-hati untuk tidak melakukan perbuatan dosa, memakan barang haram dan barang syubhat, orang seperti ini disebut wara’. islam
Keutamaanmemiliki sifat terpuji (akhlakul mahmudah) yang kedua yaitu berat timbangan di hari kiamat. Seorang muslim yang memiliki sifat terpuji (akhlakul mahmudah) akan diselamatkan oleh Allah SWT di hari akhir. Tak hanya itu, seorang muslim yang memiliki akhlak terpuji juga dapat menggapai derajat seperti orang yang berpuasa atau salat.